BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pada dasarnya, setiap
orang memerlukan komunikasi interpersonal sebagai salah satu bantu dalam
kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi
interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi,
gagasan, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya
pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Secara umum, definisi
komunikasi interpersonal adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran ata
informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu (biasanya
dalam komunikasi diadik) sehingga orang lain tersebut mengerti apa yang
dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau infomrasi.
Komunikasi
interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai efek besar dalam hal
mempengaruhi orang lain terutama perindividu. Hal ini disebabkan, biasanya
pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi bertemu secara langsung, tidak
menggunakan media dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada jarak yang
memisahkan antara komunikator dengan komunikan (face to face). Oleh karena saling berhadapan muka, maka
masing-masing pihak dapat langsung mengetahui respon yang diberikan, serta
mengurangi tingkat ketidak jujuran ketika sedang terjadi komunikasi. Sedangkan
apabila komunikasi interpersonal itu terjadi secara sekunder, sehingga antara
komunikator dan komunikan terhubung media, efek komunikasi sangat dipengaruhi
oleh karakteristik interpersonalnya. Misalnya dua orang saling berkomunikasi
melalui media telepon selulur, maka efek komunikasi tidak semata-mata
dipengaruhi oleh kualitas pesan dan kecanggihan media, namun yang lebih penting
adalah adanya ikatan interpersonal yang bersifat emosional.
Meskipun komunikasi
interpersonal ini merupakan aktivitas yang rutin kita laksanakan dalam
kehidupan sehari-hari, namun kenyataan menunjukkan bahwa proses kounikasi
interpersonal tidak selamanya mudah. Pada saat tertentu, kita menyadari bahwa
perbedaan latar belakang sosial budaya
antar individu telah menjadi faktor potensial menghambat keberhasilan
komunikasi. Di saat Anda berbicara dengan orang lain, kadang-kadang diikuti
oleh pertanyaan: “mengapa berbicara
dengan orang lain ini rasanya susah?”, mengapa orang ini tidak merespon gagasan
saya?”. Keberhasilan komunikasi ditentukan oleh faktor-faktor yang
diklasifikasi ke dalam beberapa kategori. Dengan demikian kami akan menyusun
makalah berjudul “Efektivitas Komunikasi Interpersonal”
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas
dapat diambil beberapa rumusan masalah, ialah:
1. Faktor
apa yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi interpersonal?
2. Bagaimana
komunikasi interpersonal yang efektif?
3. Apa
fungsi komunikasi interpersonal yang efektif?
4. Apa
hukum komunikasi interpersonal yang efektif?
5. Apa
faktor-faktor keefektifan komunikasi interpersonal?
C.
Tujuan
Dari rumusan
masalah di atas dapat diambil tujuan pembuatan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan
komunikasi interpersonal.
2. Untuk mengetahui komunikasi interpersonal yang
efektif.
3. Untuk mengetahui fungsi komunikasi interpersonal
yang efektif.
4. Untuk mengetahui hukum komunikasi interpersonal yang
efektif.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor keefektifan
komunikasi interpersonal.
BAB II
KAJIAN TEORI
Secara kontektual, komunikasi
interpersonal digambarkan sebagai suatu komunikasi antar dua individu atau
sedikit individu, yang mana individu tersebut secara fisik saling berinteraksi,
saling memberikan umpan balik, dan menggunakan indera sebagai sensor untuk
mengenali patner komunikasi. Jadi dalam komunikasi interpersonal itu ada proses
transaksi pesan yang bersifat dua arah, dan perhatian masing – masing pihak
tidak semata – mata tertuju pada isi pesan itu, melainkan juga pada perilaku
lawan komunikasi.
Akan
tetapi, menggunakan definisi kontektual saja tidak cukup untuk menggambarkan
komunikasi interpersonal karena tiap – tiap hubungan yang dijalani individu
berbeda satu dengan yang lainnya. Hubungan anda dengan orang tua saja tentu
tidak sama persis, artinya pasti ada perbedaan karakteristik hubungan antara
anda dengan ayah dibandingkan dengan ibu. Kita tidak mungkin menyama ratakan
setiap jenis komunikasi antara dua individu atau sedikiit individu. Komunikasi
yang terjadi antara penjaga warung dan konsumenya tentu saja berbeda dengan
komunikasi dua orang yang sudah bersahabat baik, meskipun keduanya merupakan
komunikasi dua individu. Komunikasi yang terjadi antara seorang guru dengan
muridnya, tentu saja berbeda dengan komunikasi antarguru.
Oleh
karena itu peneliti membuat suatu definisi komunikasi interpersonal yang
bersifat factual, mendasarkan pada fakta empiris. Komunikasi interpersonal
diistilahkan sebagai komunikasi yang tetrjadi antara beberapa individu (bukan
banyak individu) yang saling kenal satu sama lainnya dalam periode waktu
tertentu. Degnan kata lain, seseorang akan memandang individu lain sebagai
seorang yang unik, tergantung dari kualitas hubungan interpersonal dengan orang
tersebut. Dengan demikian, ada fakta yang harus kita perhatikan, bahwa dalam
berkomunikasi perhatian kita justru lebih tertuju kepada figur orang yang
berkomunikasi dengan kita. Dari perbedaan latar belakang pendidikan, latar
belakang budaya, perbedaan kemampuan, perbedaan karakter dari tiap orang dan
faktor-faktor lainnya akan mempengaruhi tingkat keefektifan komunikasi.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Keberhasilan
komunikasi interpersonal
Perbedaan keberhasilan komunikasi, ditentukan oleh faktor-faktor
yang diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu yang berpusat paa persona (person-centered
prespective) dan yang berpusat pada situasi (situation – centered perspektive)
. Faktor yang berpusat pada persona, misalnya kecakapan berkomunikasi yang
dimiliki oleh seseorang, sedangkan yang berpusat pada situasi misalnya
karakteristik sosial budaya masyarakat sekitar.
1.
Faktor Personal
Faktor personal timbul dari
dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi proses komunikasi antarpribadi,
akan dipenngaruhi beerbagai keadaan yang ada pada diri individu. Secara garis besar faktor personal dibedakan
ke dalam dua kategori, yaitu faktor biologis dan psikologis.
a. Faktor
Biologis
Manusia adalah makhluk biologis yang tidak
berbeda dengan hewan. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan pengaruh motif
biologis terhadap perilaku biologis antarmanusia. Tahun 1950 keys dan rekan –
rekanya menyelediki pengaruh rasa lapar. Selama 6 bulan, 32 subjek bersedia
menjalani eksperimen setengah lapar. Selama eksperimen, terjadi perubahan
kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan
tidak dapat konsentrasi. Pada akhir minggu ke – 25, makanan mendominasi
pikiran, percakapan, dan mimpi. Laki – laki lebih senang membayanngkan cokelat
daripada wanita cantik. Penelitian ini membuktikan bahwa faktor biologis berupa
rasa lapar yang dirasakan oleh individu akan berpengaruh terhadap
kepribadianya. Artinya dalam proses komunikasi interpersonal, suatu symbol atau
pesan akan diprepsi berbeda oleh orang yang secara personal dalam keadaan lapar
dan tidak lapar.
Dilihat dari variable jenis kelamin yang dihubungkan dengan
kegemaran atau hobi, juga menunjukkan adanya perbedaan karakterik biologis
antara pria dan wanita. Pada umumnya wanita menyukai makanan sejenis rujak,
acara televise yang disukai adalah sinetron keluarga dll.Sedangkan Pada umumnya
pria menyukai makanan sate kambin, acara televise yang disukai adalah siaran
sepak bola atau tinju, rela menghabiskan waktu dengan memancing dan
sebagainya. Perbedaan kesenangan ini,
dapat dipergunakan sebagai rujukan dalam merangsang komunikasi interpersonal.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi
biologis yang memadai seperti :
kesehatan yang baik, konsentrasi yang bagus, dan sebagainya akan
mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Penerapan konsep ini, apabila kita ingin
berkomunikasi dengan mengusung tujuan yang penting, maka sebaiknya
memepertimbangkan koondisi biologis baik pada diri kita maupun pihak yang akan
kita ajak berkomunikasi.
b. Faktor
Psikologis
Manusia adalah makhluk yang mempunyai daya psikolgis : pengetahuan,
kehendak, sikap, dan sebagainya. Kita dapat mengklarifikasikan ke dalam tia
komponen, yaitu komponen kgnitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif
adalah aspek intelektual,yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Ketika terlibat dalam proses
komunikasi interpersonal, maka komponen kkognitif ini memiliki perana yang
penting dalam memaknai pesan dan symbol.Artnya, maka symbol itu elalu terkait
dengan apa yang diketahuinya. Contoh : orang Yogjakarta ketika melihat bendera
warna putih, memaknai sebagai pertanda bahwa ada rang yang meninggal. Permaknan
itu menunjuk adanya pengetahuan yang dimilikinya. Masyarakat pendesaan di Jawa
ketika mendegar bunyi pengeras mengalunkan gending - gending jawa, meberi makna
ada yang melangsungkan acara hajatan, kemudian mereka akan mendatanginya untuk
memberikan sumbangan sebagai ungkapan kebersamaan.
Komponen kognitif merupakan aspek emosional, seperti sikap simpati,
ragu – ragu, setuju, curiga, benci, dan sebagainya. Komponen afektif inijuga
mempunyai pengaruh dalam komunikasi interpersonal. misalnya dengan orang yang
kita senangi, kita selalu mempeercayai ucapanya. Terhadap orang yang kita
benci, kita selalu berseberangan dengan ide – idenya. Komponen afektif terdiri
dari (1) motif sosiogenetif, (2) sikap, dan (3) emosi.
1) Motif
sosiogenetif
Motif sosiogenetif sering
juga disebut dengan motif sekunder sebagai lawan motif primer (motif biologis).
Motif sosiogenetif ini sangat besar perananya dalam mebentuk perilaku
komunikasi. Berbagai klarifikasi motif sosiogenetif menurut berbagai ahli.
W. I.
Thomas dan Florian Znaniekcki :
a) Keinginan
memperoleh pengalamamn baru
b) Keinginan
untuk mendapatkan respon
c) Keinginan
akan pengakuan
d) Keinginan
akan rasa aman
David McCleiland
a) Kebutuhan
berprestasi (need for achieveiment)
b) Kebutuhan
akan kasih saying (need for afflliation)
c) Kebutuhan
berkuasa(need for power)
Ketika seseorang
berkomunikasi, maka disadari atau tidak akan mengukur apakah aktivitas
komunikasi yang ia jalankan sesuai dengan motif sosiogenetifnya. Misalnya motif
sosiogenetis yang diperjuangkan oleh sesorang adalah ingin memperoleh
pengalaman baru. Apabila kepadanya ditawari aktivitas komunikasi yang tidak
memberikan pengalaman baru kepadanya, mungkin ia akan bersifat pasif, tidak
merespon ajakan komunikasi tersebut. Sebaliknya apabila kepadanya ditawarkan
aktivitas komunikasi dan ia menganggap bahwa dari aktivitas tersebut akan ada
pengalaman baru yang ia peroleh, maka ia berusaha untuk terlibat didalamnya.
2) Sikap
Sikap adalah perasaan
seseorang tentang objek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini
menjadi konsep yang mempresentasikan suka atau tidak suka. Sikap bersifat
positif, neatif, atau netral. Sikap dapat mendorong seseorang menjadi ambivalen
terhadap objek, yang berart ia terus menerus mengalami keragu – raguan berpendirian
positif dan negative terhadap peristiwa tertentu. Terdapat pengaruh sikap
terhadap perilaku komuikasi interpersonal., dan sering kali bersifat irasional.
3) Emosi
Emosi menunjukkan kegonjangan
organisme yang disertai oleh gejala – gejala kesadaran, keperilakuan, dan
proses fisiollogis. Bila orang yang anda cintai melecehkan anda, anda akan
berekasi secara emosional, karena itu dilakukan secara sadar. Jantung anda kan
berdetak lebih cepat, kulit memberikan respon dengan mengeluarkan keringat, dan
napas terengah – engah ( proses fisiollogis). Anda mungkin membalah cemoohan
itu dengan kata – kata keras.
2.
Faktor Situasi
Salah satu faktor
yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut
pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.
Faktor-faktor situasional ini berupa
B.
Komunikasi
Interpersonal Yang Efektif
Komunikasi dapat di
katakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana di masut oleh
pengirim pesan,pesan di tindak lanjuti dengan sebuah perbuatan secara suka rela
oleh penerima pesan,dapat meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi,dan
tidak ada hambatan untuk itu. Komunikasi interpersonal di katakan
efektif,apabila memenuhi tiga persyaratan utama,yaitu :
a. Pengertian yang sama dengan terhadap makna pesan.
Salah satu indikator yang
dapat di gunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan efektif,adalah apabila
makna pesan yang di kirim oleh komunikator sama dengan makna pesan yang
diterima oleh komunikan. Pada tataran empiris,seringkali terjadi mis komunikasi
yang di sebabkan oleh karena komunikan memahami makna pesan tidak sesuai dengan
yang di maksudkan oleh komunikator.
b. Melaksanakan pesan secara suka rela.
Indikator komunikasi
interpersonal yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan menindak lanjuti
pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara suka rela,tidak karena di
paksa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses komunikasi
interpersonal,komunikator dan komunikan memiliki peluang untuk memperoleh
keuntungan. Komunikasi interpersonal yang baik dan berlangsung dalam kedudukan
setara sangat diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan dan mengungkapkan
isi pikirannya secra suka rela,jujur,tanpa merasa takut. Komunikasi
interpersonal yang efektif mampu mempengaruhi emosi pihak pihak yang terlibat
dalam komunikasi itu kedalam suasana yang yaman,harmonis,dan bukan sebagai
suasana yang tertekan.
c. Meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi.
Efektivitas dalm
komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif
terhadap rekan,keluarga,dan kolega. Hal ini disebabkan pihak pihak yang saling
berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu,sehinggamerasa
perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi. Banyak orang menjadi sukses
karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang lain. Mereka menanamkan
identitas yang positif kepada orang lain sehingga mereka memiliki image yang
baik di mata masyarakat.
C.
Fungsi
Komunikasi Interpersonal Yang Efektif
Komunikasi
interpersonal dianggap efektif,jika orang lain memahami pesan anda dengan
benar,dan memberikan respon sesuai dengan yang anda inginkan. Komunikasi
interpersonal yang efektif berfungsi membantu anda untuk :
1. Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu.
2. Menyampaikan pengetahuan.
3. Mengubah sikap dan perilaku.
4. Pemecahan masalah hubungan antar pribadi
5. Citra diri menjadi lebih baik.
Komunikasi
interpersonal yang efektif akan membantu anda mengantarkan kepada tercapainya
tujuan tertentu. Jika komunikasi interpersonal tidak berhasil,akibatnya bisa
apa saja,dari sekedar membuang waktu,sampai akibat buruk yang tragis. Misalnya
saja,kegagalan komunikasi antara pengatur perjalanan kereta api dengan
masinis,dapat mengakibatkan terjadinya tabrakan sesama kereta api yang membawa
korban harta dan nyawa. Kita harus menyadari, bahwa komunikasi interpersonal
merupakan jalan menuju sukses. Adapun kedudukan Anda, keterampilan
berkomunikasi secara efektif merupakan modal penting bagi sebuah keberhasilan.
D. Hukum Komunikasi Efektif
1. Lima hukum komunikasi efektif
Keefektifan komunikasi interpersonal
dapat pula dijelaskan dari prespektif The 5 Inevitable Laws of Effective
Communication atau lima hukum komunikasi efektif
(ajimahendra.blogspot.com). Lima hukum itu meliputi: Respect, Empathy,
Audible, Clarity, dan Humble disingkat REACH yang berarti meraih.
Hal ini relevan dengan prinsip komunikasi interpersonal, yakni sebagai upaya
bagaimana meraih perhatian, pengakuan, cinta kasih, simpati, maupun respom
positif dari orang lain.
a.
Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang
efektif adalah respect, ialah sikap menghargai setiap individu yang
menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling merhargai
merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain.
b. Empathy
Empathy (empati) dalah
kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang
dihadapi oleh orang lain. Komunikasi empatik dilakukan dengan memahami dan
mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan
kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan
orang lain. Rasa empati akan meningkatkan kemampuan kita untuk dapat
menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerimaan
komunikan menerimanya. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan
tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.
c. Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau
dimengertikan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus
mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible
berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
d. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat
dimengerti dengan baik, maka hukum ke empat yang terkait dengan itu adalah
kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi
atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti
keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi interpersonal kita perlu
mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan),
sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan.
e. Humble
Hukum ke lima dalam membangun
komunikasi interpersonal yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini
merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita
miliki. Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok
komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang
handal, yang dapat menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai dengan keadaan
komunikan. Komunikasi interpersonal yang tidak mempertimbangkan keadaan
komunikan, akan menghasilkan komunikasi yang arogan, satu arah, dan seringkali
menjengkelkan orang lain.
2. Lima Sikap Positif yang Mendukung
Komunikasi Interpersonal
Devito (1997:259-264) mengemukakan
lima sikap positif yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang merencanakan
komunikasi interpersonal. Lima sikap positif tersebut, meliputi:
a. Keterbukaan (openness)
Keterbukaan ialah sikap dapat menerima masukan dari orang lain,
serta berkenaan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Dalam proses
komunikasi interpersonal, keterbukaan menjadi salah satu sikap positif. Hal ini
disebabkan, dengan keterbukaan, maka komunikasi interpersonal akan berlangsung
secara adil, transparan, dua arah, dan dapat diterima oleh semua pihak yang
berkomunikasi.
b. Empati (empathy)
Empati ialah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya
menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain,
dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu
persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kaca mata orang lain.
c. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif
adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung (supportiveness).
Artinya masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk
mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka.
d. Sikap positif (positiveness)
Sikap positif (positiveness) ditunjukkan dalam bentuk sikap
dan perilaku. Sikap positif dapat ditunjukkan dengan berbagai macam perilaku
dan sikap, antara lain:
§ Menghargai orang lain
§ Berfikiran positif terhadap orang lain
§ Tidak menaruh curiga secara berlebihan
§ Meyakini pentingnya orang lain
§ Memberikan pujian dan penghargaan
§ Komitmen menjalin kerjasama
e. Kesetaraan (equality)
Kesetaraan (equality) ialah pengakuan bahwa kedua belah
pihak memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga,
dan saling memerlukan. Indicator kesetaraan meliputi:
§ Menempatkan diri setara dengan orang lain
§ Menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda
§ Mengakui pentingnya kehadiran orang lain
§ Tidak memaksa kehendak
§ Komunikasi dua arah
§ Saling memerlukan
§ Suasana komunikasi akrab dan nyaman
E.
Faktor
keefektifan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
interpersonal yang efektif menjadi keinginan semua orang. Dengan komunikasi
efektif tersebut, pihak-pihak yang terlibat di dalamnya memperoleh manfaat
sesuai yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang sangat menentukan keberhasilan
komunikasi interpersonal apabila dipandang dari sudut komunikator, komunikan,
dan pesan.
a. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut komunikan
1)
Kredibilitas:
ialah kewibawaan seorang komunikator di hadapan komunikan. Pesan yag
disampaikan oleh seorang komunikator yang kredibitilitasnya tinggi akan lebih
banyak memberi pengaruh terhadap penerima pesan.
2)
Daya tarik:
ialah daya tarik fisik maupun non fisik. Adanya daya tarik ini akan mengudang
simpati penerima pesan komunikasi. Pada akhirnya penerima pesan akan dengan
mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator.
3)
Kemampuan
intelektual: ialah tingkat kecakapan, kecerdasan dan keahlian seorang
komunikator. Kemampuan intelektual itu diperlukan seorang komunikator, terutama
dalam hal menganalisis suatu kondisi sehingga bisa mewujdukan cara komunikasi
yang sesuai.
4)
Integritas atau
keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas sehari-hari. Komunikator yang
memiliki keterpaduan, kesesuaian antara ucapan dan tindakannya akan lebih
disegani oleh komunikan.
5)
Ketepercayaan:
kalau komunikator dipercaya oleh komunikan maka akan leibh udah menyampaikan
pesan dan mempengaruhi sikap orang lain.
6)
Kepekaan sosial,
yaitu suatu kemampuan komunikator untuk memahami situasi di lingkungan
hidupnya. Apabila situasi lingkungan sedang sibuk, maka komunikator perlu
mencari waktu lain yang lebih tepat untuk menyampaikan suatu informasi kepada
orang lain.
7)
Kematangan
tingkat emosional, ialah kemampuan komunikator untuk mengendalikan emosinya,
sehingga tetap dapat melaksanakan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan di
kedua belah pihak.
8)
Berorientasi
kepada kondisi psikologis komunikan, artinya seorang komunikator perlu memahami
kondisi psikologis orang yang diajak bicara. Diharapkan komunikator dapat
memilih saat yang paling tepat untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan.
9)
Komunikator
harus bersikap supel, ramah dan tegas.
b. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut komunikan
1)
Komunikan yang
cakap akan mudah menerima dan mencerna materi yang diberikan oleh komunikator.
2)
Komunikan yang
mempunyai pengetahuan yang luas akan cepat menrima informasi yang diberikan
komunikator.
3)
Komunikan harus
bersikap ramah, supel dan pandai bergaul agar tercipta proses komunikasi yang
lancar.
4)
Komunikan harus
memahami dengan siapa ia berbicara.
5)
Komunikan
bersikap bersahabat dengan komunikator.
c. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut pesan
1)
Pesan komunikasi
interpersonal perlu dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat
menumbuhkan perhatian komunikan.
2)
Lambang-lambang
yang dipergunakan harus benar-benar dapat dipahami oleh kedua belah pihak,
yaitu komunikator dan komunikan.
3)
Pesan-pesan
tersebut disampaikan secara jelas dan sesuai dengan kondisi maupun situasi
setempat.
4)
Tidak menimbulkan
multi interprestasi atau penafsiran yang berlainan.
5)
Sediakan
informasi yang praktis, berguna, dan membantu komunikan melakukan tindakan yang
diinginkan.
6)
Berikan fakta,
buka kesan dengan cara menyampaikan kalimat konkret, detail, dan spesifik
disertai bukti untuk mendukung opini.
7)
Tawarkan
rekomendasi dengan cara mengemukakan langkah-langkah yang disarankan untuk
membantu komunikan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
BAB III
KESIMPULAN
Keberhasilan komunikasi
interpersonal ditentukan oleh faktor-faktor yang dapat dikalsifikasikan ke
dalam dua kategori, yaitu yang perpusat pada persona dan yang berpusat pada
situasi. Faktor personal ini terdiri dari faktor biologis dan faktor
psikologis. Faktor situasi terdiri dari faktor ekologis, faktor rancangan,
faktor temporal, suasana perilaku, teknologi, faktor sosial, lingkungan
psikososial, dan stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku. Komunikasi
yang efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh
pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuha perbuatan secara suka rela
oleh penerima pesan dan meningkatakan kualitas hubungan antarpribadi, dan tidak
tidak ada hambatan untuk hal itu.
Fungsi komunikasi interpersonal yang
efektif ialah membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu, menyampaikan
pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku, pemecahan masalah hubungan antar
pribadi dan citra diri menjadi lebih baik. Hukum komunikasi efektif meliputi
respect, empathy, audible, clarity dan humble. Sedang untuk sikap positif yang
mendukung komunikasi interpersonal adalah keterbukaan, empati, sikap
mendukung, sikap positif dan kesetaraan.
Faktor keefektifan komunikasi interpersonal dapat dipandang darisudut
komunikator, komunikan, dan pesa
DAFTAR PUSTAKA
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi Pertama
Anggota IKAPI. 1987. Komunikasi Mengena. Yogyakarta: Kanisius
Citrobroto, Suhartin.
1989. Prinsip-prinsip dan Teknik
Berkomunikasi. Jakarta: PT Citra Aditya Bakti
http://massofa.wordpress.com/2008/03/26/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-dalam-berkomunikasi/ diunduh tanggal 24 April 2012
19 Januari 2013 pukul 22.53
sangat bermanfaat artikelnya..